Tuesday, September 02, 2025

Menemukan Kita yang Hilang

Bagaimana seseorang mencapai integrasi batin dalam dunia yang berantakan ini? 

Pertanyaan ini relevan dengan keadaan hari ini. Semakin banyak sekolah, semakin banyak orang tak bijak. Semakin banyak rumah sehat, malah orang sakit bertambah. Semakin banyak tempat ibadah, malah ia hanya diisi oleh orang tua. 

Dengan kekayaan khazanah wawasan baru di bidang psikologi, kearifan yang merentang lintas abad dalam bidang kesusasteraan, filsafat, dan etika, manusia bisa dapat mengatasi krisis pribadi dan akhirnya menemukan dirinya. 

Dari sini, kita bisa menata kembali kata melalui bacaan-bacaan di atas, lalu memeriksa hati. Konkretnya, mari berbaur dgn masyarakat di mana kita tinggal. Tanpa ini, kita kehilangan pijakan. 

Lalu, apa yang perlu digerakkan? Kegiatan keagamaan itu perlu menyelesaikan sampah, saluran air, dll. Malah, setelah sarwaan kemarin, kami membahas pembelian tanah pekuburan dengan usulan iuran Rp 2 juta perkeluarga. Kala betbicara kematian, kita bersedia menjalani kehidupan sepenuhnya.

No comments:

Jejak Karya

Baru kemarin, saya menemukan tulisan pertama saya di Jawa Pos. Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin telah mengkliping tulisan tersebut.  Bahan...