Wednesday, October 15, 2025

Adab dan Ilmu

Sebelum mengaji kitab Syarh al-Hikam, saya membuat status dengan mengutip kalimat untuk menggagit sebuah ayat (sebutan kalimat di negara tetangga). Halaman itu dibaca sehari sebelumnya dan di hari  mengisi pengajian hari selanjutnya Kiai Mohammad Zuhri mengulang kembali kalimat tersebut. Ini seakan-akan teguran tersirat, adakah pemahaman saya perlu diperiksa ulang? Selain itu, dalam pemerhatian, banyak hal yang disinggung dalam pengajian kitab tersebut secara tepat menggambarkan apa yang saya alami. 

Saya berharap para mahasiswa S3 itu untuk masa yang akan datang bisa mengikuti kajian Lailiyyah Syahriyyah, sebuah pengajian yang betul-betul menggali pengetahuan secara autentik. Di sini, para kiai tua dan muda, ustaz, dan musyawirin mengamalkan adab al-bahts al-munazharah. Mungkin, mereka bisa menjadikannya disertasi untuk menganalisis kaidah diskusi yang sehat dan bermartabat. 

Dalam kajian ini, teks dilihat sebagai proses pemahaman terhadap etimologi, epistemologi, maksud, logika, dan kontekstuliasi. Di kajian kitab lain, adakah orang "berangasan" bisa menguatkan Islam (الفاجر يُؤيّد الإسلام)? Pernyataan ini sempat menimbulkan silang-sengketa di antara peserta pengajian. Bagaimana  agama ditegakkan oleh orang-orang yang tidak mengindahkan norma?

 

No comments:

Adab dan Ilmu

Sebelum mengaji kitab Syarh al-Hikam , saya membuat status dengan mengutip kalimat untuk menggagit sebuah ayat (sebutan kalimat di negara te...