Saya tahu pukul 12.23 kereta api bertolak, tetapi saya juga akan mengalami ketungguan yang lain dalam gerbong. Kala 00.36 sampai, saya tetap berada di ruang, waktu, dan kondisi tertentu. Jadi, ke mana-mana kita akan membawa kepikiran, kerasaan, dan kedamaian sendiri.
Tak lama kemudian, para penumpang bergegas untuk menaiki Blambangan, yang bertolak tepat waktu. Tabik, Jonan! Di dalam gerbong, saya menjalani keseharian, sebagai orang yang suka menikmati lagu, membaca buku, dan mendengar deru, tepatnya bunyi. Bukankah derik rel itu semacam musik juga?

No comments:
Post a Comment