Sepulang dari subuhan, saya ngobrol dengan Pak Sugeng, penasehat masjid, yqng pensiunan BI. Kami bercerita Hebitren. Beliau bercerita bahwa karpet baru diganti. Pantesan, tadi saya merasakan kebaruan. Tambahnya, kami hanya perlu hitunga jam, uagn terkumpul dengan cepat, dan takmir membeli tikar sembahyang dalam waktu singkat.
Di sini, saya bermakmum pada imam yang membaca surah al-Kahfi hingga ayat kesepuluh dan surat A-Tin di rakaat kedua. Tanpa zikir dan qunut, salat berlangsung khidmat. Saya juga memerhatikan keadaan masjid yang diresmikan oleh Pak Parjio, gubernur BI, yang bersih dan asri. Di pintu masuk, ada tempat mencuci tangan. Sebelum keluar, saya membersihkan tangan karena memungut daun yang jatuh dan memasukkan ke tong sampah.
Pohon siwalan yang berdiri kokoh di banyak titik mengingatkan kampung halaman, Ganding. Kadang kita merasa nyaman apabila ruang itu menyediakan sesuatu yang familiar dengan keseharian kita, meskipun tak semuanya. Setidaknya, ada yang dimiliki bersama. Khalas.

No comments:
Post a Comment