petang, mendung dan akhirnya hujan.
Setelah makan ama Dian, saya balik ke karel untuk menghabiskan waktu berlayar di dunia maya. Membuka jendela, saya melihat hujan mengguyur tanah kampus. Mahasiswa turun dari bus dengan berlarian. Tapi, ada yang berjalan pelan dengan payung di tangan. Mas Syahrul mencoba untuk mencairkan kebekuan dengan joke segar. Diapun pergi.
Bilik karel makin dingin, karena AC menerjang tubuh dengan kuat. Maklum baru diservis. Sementara hujan makin kecil, tak sederas sebelumnya. Dari PC, musik MP3 menemani pergulatan mencari kata dan makna pada buku, karya dan dunia maya, saya mencoba untuk menghela napas untuk kembali melakukan kritik-diri, karena selama ini abai.
Tuesday, August 23, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment