Tuesday, March 28, 2006

Dua dunia dalam Satu Jiwa

Kemarin langit mendung, sekali-kali turun rintik hujan. Dingin menusuk tulang. Tapi, hidup terus berjalan. Sekarang, langit cerah dan terik matahari menyapu bumi. Kontras dengan peristiwa kemarin. Kekinian menjadi terasa berbeda karena saya membandingkan dengan kemarin. Semua mempunyai keunikannya sendiri. Hanya jiwa yang menilai bahwa masing-masing menunjukkan 'kondisi' yang menciptakan gambar tak tunggal. Ragam ini membelajarkan diri untuk selalu mengatakan 'ya' pada keadaan apa pun. Tak perlu gundah dan resah, saya akan hidup dalam sejarah yang acapkali tidak dimaksudkan, sebab kenyataan itu objektif.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...