Karena saya menulis pemikiran Toshihiko Izutsu, sarjana Islam dari Jepang, hal-ihwal tentang Jepang (Jepun dalam bahasa Indonesia lama) benar-benar menarik perhatian saya. Paling tidak, novel Jepun Dunianya Hiroko oleh N. H. Dini dan Kembang Jepun oleh Remy Silado telah mengajak saya untuk membaca dunia 'negeri Matahari' ini.
Novel pertama adalah pengalaman nyata sang penulis ketika mengikuti suaminya sebagai konsul Perancis di Jepang. Meskipun bercerita tentang keadaan dirinya, tapi Ibu ini menyisipkan cerita tentang keadaan sekelilingnya. Pembantunya yang berasal dari Jepang sendiri menunjukkan bahwa pada masa itu Jepang masih belum menjadi Negara Maju. Sedangkan Remy Silado menulis pergolakan zaman pra dan sesudah kemerdekaan dalam konteks percintaan antara dua manusia yang mencari identitas yang belum 'jadi'. Haru-biru.
Sepertinya, saya ingin berburu lagi dunia Saudara Tua kita ini?
Sunday, April 16, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ruang Baca
Saya meletakkan pesan Pak Musa Asy'arie di loteng, tempat kami menyimpan buku. Berjuang dari Pinggir adalah salah satu karya beliau yan...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
No comments:
Post a Comment