Tadi pagi, saya bangun agak telat karena kelelahan. Semalam hujan, seharusnya saya akan dengan segera berangkat ke kampus karena jalanan pasti masih menyisakan basah dan pepohonan.
Siang ini saya makan siang di harapan. Di sana kebetulan saya ketemu teman dari Yaman, yang juga ngajak temannya untuk gabung di meja kami. Tiba-tiba perbincangan mengalir karena orang Malay ini ternyata mempunyai buyut yang berasal dari Yaman dan menyelesaikan Ph.D dalam bidang Planning. Tapi, kegiatannya tidak hanya melulu berkaitan dengan bangunan, melainkan dakwah untuk komunitas berbahasa di Penang dan orang-orang tuna rungu. Sangat khas, bukan? Tak jarang, pembicaraan berjalan ke sana kemari.
Saya hanya mendengar untuk banyak belajar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Adab dan Ilmu
Sebelum mengaji kitab Syarh al-Hikam , saya membuat status dengan mengutip kalimat untuk menggagit sebuah ayat (sebutan kalimat di negara te...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
No comments:
Post a Comment