Politik menjadi sangat penting untuk memahami pesan Islam. Untuk itu, ia bisa dijadikan variabel untuk menuntaskan wajah 'muram' teks yang kita pahami.
Hari ini, saya meminjam buku Islam and Politics in the Contemporary World, oleh Beverly Milton-Edwards dan sebagai penyeimbang sekaligus saya mengambil buku Identitas Politik Umat Islam oleh Kuntowijoyo.
Saya tertarik dengan pernyataan Pak Kunto di awal bab XVII (hlm. 219) bahwa dalam politik umat Islam seperti penumpang perahu yang berlayar di laut lepas, tanpa bintang tanpa kompas, tidak tahu tujuan dan tidak tahu cara berlayar. Kadang-kadang umat dibuat bingung sebab panutannya berbuat seenaknya, lupa bahwa di belakangnya ada banyak orang. Karenanya kaidah politik umat harus ditentukan dengan jelas, sehingga umat terbebas dari temperamen pribadi seorang pemimpin. Bahkan, seorang pemimpin harus mengikuti kaidah, bukan sebaliknya, menentukan kaidah.
Selanjutnya, saya akan memosisikan sebagai apa?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Syawal Keempatbelas
Kami memenuhi undangan tetangga untuk memperingati 100 hari kepergian Pak Muhammad Imam Wahyudi. Sebelumnya kami mendapat surat undangan unt...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Sang imam, Ust...
No comments:
Post a Comment