Iseng-iseng saya memancing respons teman-teman Universiti Sains Malaysia tempat sekolah Yusril dahulu kala.
Inilah petikannya:
Kalau Anda membaca halaman utama Jawa Pos hari ini (baca: kamis, 22/2/07) mengenai "Yusril dekati Kalla", Anda akan menemukan paragraf pertama sebagai berikut:
JAKARTA - Sadar posisinya di kabinet sedang kritis, Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra melakukan berbagai upaya. Salah satunya, kemarin, pakar hukum tata negara lulusan Institute of Post Graduate Studies, Universiti Sains Malaysia, itu melobi Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Saya tidak tahu, sejak kapan ada Lembaga Kajian Pasca Sarjana (Post Graduate Studies) di Universiti Sains Malaysia? Mungkin, ketika Yusril sekolah di USM, beliau menyelesaikan doktornya di jurusan ini? Padahal kalau ditilik kata postgraduate merujuk kepada jenjang pendidikan, bukan sebuah disiplin atau kajian, apatah lagi jurusan. Uniknya lagi, label sebagai pakar hukum tata negara, tapi lulusan Institute of Post Graduate Studies? Tak pelak, kita tidak perlu menjadi ahli sesuai dengan jurusan yang kita ambil?
Terlepas dari ini, mungkin kita perlu mencermati siapa yang akan menjadi pecundang dalam pertarungan dua gajah ini: Taufikurrahman Ruki dari KPK atau Yusril Ihza Mahendra dari Mensetneg? Mungkin, sampul Gatra edisi baru telah menerjemahkan dengan baik perkelahian dua pejabat tinggi ini, Ruki menggunakan tameng bergambar Presiden dan Yusril menggengam 'partainya' Bintang Bulang (sebelumnya Bulan Bintang? Maklum tak lolos electoral threshold).
Kira-kira teman-teman Universiti Sains Malaysia mendukung abang kita nggak ya? Nah, saya sendiri masih tepekur sambil mendengarkan lagu dari Take That yang melankolik dari radio Light and Easy FM?
Ahmad Sahidah
Mahasiswa USM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Lingkungan
Pelan tapi pasti, ia akan menjalani keseharian bersama teman-teman kampung tempat kami tinggal. Ia pergi ke surau, bermain bola, dan menaikk...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
No comments:
Post a Comment