Mumpung sedang merayakan Hari Film Nasional, seyogyanya kita turut gembira bagaimana film kita telah mulai terjaga dari tidur panjangnya. Meskipun dari segi jumlah belum menggembirakan, tetapi paling tidak kita sedikit mempunyai banyak pilihan beragam genre dan tema film yang dibuat belakangan ini.
Untuk itu, rencana Pagelaran Film Indonesia bisa dikerjakan lebih awal untuk memastikan agar PPI bisa menggelar kembali acara tahunan ini. Saya adalah saksi bagaimana Mas Ali, Mas Romi dan Mas Baim berkejaran dengan waktu untuk menyukseskan hajat bersama agar kita bisa menonton film kita di sini, lebih jauh memahami bahasa gambar yang jauh lebih rumit dari teks verbal. Sebagaimana dikatakan oleh Dr. Robert Langdon (Tom Hanks) dalam The Da Vinci Code, The picture (read: symbol) has a thousand of words. But, which words?
Saya juga tidak menampik peran seluruh panitia dan mereka yang memberikan dukungan bagi terlaksananya PFI I. Sayangnya, PFI II kemarin tidak bisa dilaksanakan karena tidak adanya dana, meskipun kerja-kerja teknis telah rampung.
Saya rasa, acara PFI tetap dilaksanakan dengan melakukan perampingan acara agar dana yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Satu film dan satu sesi untuk membahas film, seperti dilakukan oleh Mr Jack terhadap film Pasir Berbisik, adalah lebih dari cukup untuk mengingatkan kita bahwa ada lembaga baru yang mengajarkan banyak nilai pada kita, yaitu film. Tentu saja, acara seremoni penting karena saya bisa menyanyikan Indonesia Raya lagi.
Mungkin, Rafika Anggrainy boleh membantu kita di sini untuk memungkinkan mengajak orang film di Jakarta agar mau datang ke USM untuk menyapa kami bagaimana mereka bekerja dan menerjemahkan bahasa realitas ke filmis. Oh ya, saya sendiri mengusulkan Titi Kamal untuk bercerita bagaimana proses kreatif Mendadak Dangdut lahir? Menurut Anda saya ngefan ama Titi Kamal atau Dangdutnya?
Mungkin ada usul lain?
Ahmad Sahidah
Penikmat Film
NB. Film terakhir yang saya tonton adalah You are Who You Meet yang dibintangi oleh Morgan Freeman dan Pas Vega.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mainan
Mengapa anak perempuan bermain masak-masakan dan anak lelaki mobil-mobilan? Kata tanya mendorong mereka untuk berpikir. Pada gilirannya kita...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment