Friday, June 27, 2008

Jakarta di Hari Ke-3

Atrium Senin jam 3.16

Saya telah mengunjungi Perpustakaan Nasional Jakarta di Jalan Salemba No. 28. Karena turun di Salemba UI, saya harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke surga buku ini. Di sana, saya langsung menuju pos satpam untuk menanyakan perpustakaan, dengan ramah bapak penjaga keamanan memberi jawab silahkan ke lobby. Meskipun bukan anggota, saya dengah mudah mendapakan informasi ruangan manuskrip lama, yaitu lantai lima.

Di sini, saya hanya mengisi buku tamu dan disambut dengan ramah oleh pegawainya. Tanpa banyak basa-basi, kerani memberikan daftar manuskrip dan menjelaskan bahwa naskah kuno bisa dicari di A. Tanpa banyak kesulitan saya menemukan A 101 dan A 108 yang berjudul tasawuf. Lalu, dengan hanya mengisi lembaran daftar naskah, saya akhirnya mendapatkan dua naskah kuno. Benar, ternyata lembaran Bahr al-Lahut ada di tengah halaman, yaitu 402-409. Sayangnya, ketika saya mau memfoto kopi, tinta habis. Malangnya, saya tidak bisa membawanya untuk difoto kopi di bawah. Lebih malang lagi, kepastian untuk mendapatkan salinan tak mudah, karena tinta itu hanya diperoleh dari rekanan. Padahal, saya bilang bahwa saya ada di Jakarta hanya seminggu.

Namun, saya tak perlu bimbang. Paling tidak, saya telah mengenal fisik naskah yang sudah mulai menguning dan hurufnya mengabur. Malah halaman judul telah berlubang, sehingga tak bisa dibaca sepenuhnya. Kemudian, saya harus beranjak karena mesti menunaikan shalat Jum'at di gedung pertemuan PNRI ini. Di sana saya mengambil wudhu di kran dan menikmati bacaan yang diambil dari kotak sumbang, Forum Ahlussunah. Tak perlu berkening, saya telah mengerti paham yagn dianut oleh buletin Jumat ini, karena pada halaman paragraf telah dibuka dengan pernyataan tokoh agama Saudi Arabia, Abdullah bin Baz.

No comments:

Syawal Kesembilan

  Di tengah kesibukan masing-masing dalam merayakan kenduri arwah leluhur, kami merekam peristiwa agar abadi. Sebelumnya, saya dan Zumi memb...