Thursday, July 31, 2008

Borders dan Surga Buku

Bagi saya, mall terbesar di wilayah Utara Malaysia, Queens Bay, adalah tempat rehat yang menyenangkan bukan semata-mata karena lokasinya di bibir laut dan di depannya teronggok pulau kecil, Pulau Jerejak, lebih dari itu di sini kita bisa mengunjungi toko buku terbesar, Borders. Di tempat yang terakhir ini, saya menemukan rak-rak yang dipenuhi buku-buku terbaru dari pelbagai disiplin.

Di temboknya, saya terserempak dengan tulisan yang berbunyi Books are the carriers of civilization. Without books, history is silent, literature dumb, science crippled, thought and speculation at a standstill - Barbara Tuchman. Ya, dengan buku, segala sesuatunya menjadi terang benderang. Saya tinggal memilih persoalan yang sedang tak terpecahkan untuk dicarikan jawabannya di dalam buku. Hebatnya lagi, di tembok yang lain tertera tulisan I cannot live withouth books - Thomas Jefferson, mantan Presiden Amerika Serikat.

Setiap kali saya mengunjungi toko buku di atas, saya selalu mencatat beberapa buku yang diimpikan untuk dimiliki, seperti Fareed Zakaria, The Future of Freedom, Mohammed Ayoob, The Many Faces of Political Islam, Husin Mutalib, Islam in Southeast Asia dan Emile Durkheim, On Morality and Society. Sesudah membaca banyak buku di sini, saya, isteri dan Muzammil beranjak menuju ke toko buku yang lain, Popular, untuk mencari buku Farish A Noor berjudul The Other Malaysia dalam versi Melayu. Sayangnya, buku yang diincar oleh teman saya ini juga tak tersedia.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...