Mungkin karena saya belum shalat Isya', pagi jauh sebelum Subuh, tiba-tiba terjaga dari tidur. Agar segar, saya menyiram tubuh dengan air. Mata jadi terang dan kepala terasa ringan. Karena tanggung, saya tidak tidur lagi. Sambil menunggu azan Subuh, buku Kalim Siddiqui berjudul Stages of Islamic Revolution menjadi teman.
Saya tertarik dengan pernyataan sarjana terkemuka yang bermukim di Inggeris ini bahwa sejarah tidak bergerak dengan melompat. Revolusi terjadi dalam sebuah masa yang panjang setelah perkembangan ide-ide baru. Ide ini pertama kali dibicarakan di antara segelintir orang, kemudian banyak orang, sebelum akhirnya menggapai khalayak (hlm. 47). Ya, pernyataan ini mengandaikan adanya masyarakat minoritas kreatif yang berhasrat untuk melakukan perubahan. Menurut penggagas Parlemen Muslim Inggris, kaum Muslim hanya perlu merujuk kepada Sunnah dan Sirah Nabi untuk mengulang masyarakat berkeadaban.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Buku Teks
Barusan kami mengambil buku pelajaran Zumi. Ia dan kawan-kawan membelinya dari sekolah. Tadi, kami bertemu dengan banyak orang tua yang jug...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
No comments:
Post a Comment