Saturday, August 09, 2008

Sabtu dan Peristiwanya

Setelah Subuh, kami tidur kembali. Pagi yang gelap membuat kami bersemangat memejamkan mata. Tak lama kemudian, kami pun bangun. Jika bermalas-malasan, itu karena cara kami menikmati hidup. Upacara pagi adalah minum teh, terutama untuk isteri. Padahal, teh merek Ahmad telah habis. Saya pun bergegas dengan motor ke warung Maju Jaya membeli teh Boh, yang bahannya berasal dari dataran tinggi Cameron. Sekalian, saya membeli koran Utusan Malaysia untuk mengetahui informasi terbaru satu hari sebelumnya. Ketika membayar, saya menolak barang yang dibeli untuk dibungkus oleh penjualnya. Plastik itu adalah sampah yang tak bisa diurai. Say no to Plastic!

Sebelumnya, saya mampir ke warung makan untuk membungkus nasi lalu dititipkan karena harus pergi ke toko kelontong. Ibu penjual nasi ini tinggal di flat yang sama. Orangnya sangat ramah. Setelah kembali, saya mengambilnya dan kemudian melaju perlahan dengan motor butut ke tempat parkir.

Di rumah, saya makan dengan lahap, sementara isteri masih enggan sarapan. Mungkin ini bawaan lagi hamil. Dia hanya menyantap donat yang tadi dibeli bersama nasi sambil membaca koran. Seperti biasa, saya merasa nyaman setelah kenyang. Setelah itu, membaca koran adalah kebiasaan yang selalu menyenangkan setelah makan. Dengan milo panas, saya memelototi huruf yang tertera, terutama pendapat Chandra Muzaffar yang menyatakan bahwa tidak etis jika Anwar meraih kekuasaan perdana menteri lewat pintu belakang (adalah ini bahasa sindiran mantan orang dekat Anwar, karena orang bisa mengaitkan dengan isu sodomi?)

Setelah makan dan sarapan, kami pun ngobrol dan biasanya tertidur. Cukup lama untuk ukuran siang. Tidak terasa, waktu berlalu merambat malam. Sebelum Maghrib kami berencana ke pasar malam di Sungai Dua, namun menyempatkan mampir ke kampus untuk membuka portal berita dan surat kabar on line. Berselang bebeapa menit, teman baik saya, Mas Ayi menelepon mengajak makan sore di Warung Tomyam Berkat. Saya pun mengiyakan. Tidak hanya makan, di sana kami pun bertukar cerita dan sekaligus mendengar kabar gembira, belahan hati kawan yang bekerja di Cititel ini, Wulan, mendapatkan kerja di Kuala Lumpur. Selamat, semoga betah dan mendapatkan banyak pengalaman. Selain itu terima kasih karena telah mentraktir makan dan minum sebagai tanda kesyukuran.

No comments:

Syawalan Kesepuluh

Senarai keinginan ditunjukkan di X agar warga yang membaca bisa menanggapi. Maklum, buku ini tergolong baru di rak buku Periplus mal Galaxi....