Saya telah mencatat di jadual kegiatan tentang ceramah mengenai isu-isu ajaran sesat yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Sains dan Filsafat Islam kampus. Hari ini, 28 Oktober 2008, saya memenuhi undangan umum ini di ruang Dewan Persidangan Universiti, dekat kantor rektorat. Profesor Zakaria Stapa mengurai beberapa isu penting berkaitan dengan persoalan ajaran yang menyimpang di dalam Islam.
Bentuk ajaran Islam yang dianggap sesat di antaarnya adalah Islam Liberal dengan alasan mendukung sekulerisme, pluralisme, tafsir ulang al-Qur'an melalui hermeneutik dan usulan kitab suci edisi kritis serta feminisme. Tentu, kajian seperti ini cukup berat bagi kebanyakan peserta dari latar belakang bukan kajian keislaman, namun demikian isu-isu lain seperti aqidah, syari'ah dan tasawuf masih bisa dijangkau oleh hadirin dengan dititikberatkan pada sisi praktis.
Justeru, saya tertarik dengan gugatan dua orang peserta yagn telah merasa menjadi korban dari stigma ajaran sesat yagn dilekatkan pada kampung mereka, Kampung Seronok. Padahal, ajaran yang dimaksud, yaitu Kelompok Taslim yang diduga digagas oleh Mohammad Syafi'ie sebenarnya tidak ada, namun mereka telah menerima perlakuan diskriminasi dan hujatan. Usulan mereka agar Profesor Zakaria mengkaji ulang pandangan masyarakat tentu menjadi pelajaran bagi kita bahwa pelekatan sesat pada keyakinan sebuah kelompok bisa melahirkan kejahatan kemanusiaan, yang juga diamini oleh dekan Fakultas Ilmu Keislaman Universitas Kebangsaan Malaysia ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Buku Teks
Barusan kami mengambil buku pelajaran Zumi. Ia dan kawan-kawan membelinya dari sekolah. Tadi, kami bertemu dengan banyak orang tua yang jug...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
No comments:
Post a Comment