Gambar di sebelah adalah sudut yang diambil ketika kami beristirahat sejenak setelah mengunjungi Masjid Kapitan Keling. Sebelumnya bersama rombongan, kami memasuki areal masjid di tengah terik matahari.
Posisi strategis dari masjid yang dibangun pada tahun 1801 oleh Kapitan Keling Cauder Mohudeen, seorang pemimpin Tamil Muslim memungkinkan menjadi pusat perhatian banyak turis (pelancong). Apalagi di sekitarnya, beberapa toko kelontong berjejer, yang menarik banyak perhatian orang untuk berbelanja.
Sesampai di pintu masjid kami disambut oleh pengurus yang berperan sebagai pemandu. Dia menjelaskan sejarah masjid ini, yang ternyata bahan dari pembangunan masjid ini berasal dari India dan Inggeris. Namun demikian, mimbar, tempat imam berdiri memimpin shalat, yang dilekatkan elemen baru berupa hiasan bermotif kotak-kotak adalah unsur baru. Demikian pula, alat penghalang merpati yang diletakkan di bundaran kubah merupakan bantuan dari kepakaran Barat, sehingga kotoran binatang ini tidak mengganggu jemaah. Tidak itu saja, rombongan juga meneguk air mineral yang diberikan oleh pengurus masjid dan diberikan cenderamata berupa gantungan kunci yang bergambar masjid yang kubahnya berwarna hitam ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment