Sunday, May 10, 2009
Menunggu Berita, Meraih Makna
Saya merasa menemukan berita lebih berimbang pada koran ini, Sinar Harian dibandingkan koran-koran yang diterbitkan oleh pro-pemerintah atau oposisi. Prinsip etika jurnalisme paling dasar, mengetengahkan ke dua belah pihak (berseteru), dipraktikkan melalui pemuatan artikel, berita dan kutipan blog dari pelbagai sumber. Demikian pula komentar pembaca yang dikirimkan melalui pesan pendek (sms) mencerminkan berbagai kalangan. Karena itu, saya menyempatkan diri untuk selalu membeli koran yang diterbitkan oleh perusahaan berbeda Karangkraf ini agar bisa mengikuti perkembangan terbaru dunia politik, agama dan budaya Malaysia.
Tidak hanya itu, sebagai media yang menahbiskan dirinya sebagai koran komunitas, ia telah menjadi ruang bagi pelbagai masyarakat untuk menyatakan dirinya. Di sini, kita menemukan pelbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dari olahraga hingga kebajikan sosial. Sebuah gotong royong membersihkan kampung atau masjid, misalnya, tidak terlewat untuk menjadi berita. Tentu yang paling seru, aktivitas para politisi yang menampilkan dirinya dalam kegiatan masyarakat atau sedang menyambangi konstituennya diberitakan secara adil dan diberikan ruang pada ke dua kelompok politik, Barisan Nasional dan Pakatan Rakyat.
Berbeda dengan media yang dimiliki oleh dua musuh bebuyutan di atas yang selalu menurunkan berita tendensius dan berbau propaganda tanpa henti. Akal sehat tiba-tiba berhenti. Perbincangan melulu berkait dengan bagaimana memojokkan lawan tanpa ampun. Tentu, dalam keadaan seperti ini, pendidikan politik akan macet karena sumber informasi tidak didasarkan pada etika jurnalisme, transparansi, berimbang dan bertanggungjawab. Berita diturunkan tidak secara verbatim, apa adanya, melainkan pada tataran tafsir. Kalaupun disiarkan secara langsung, namun hanya dijadikan titik mula untuk mengkritik seteru. Apatah lagi mau mengembangkan jurnalisme sastera yang mengandaikan sebuah penyajian berita investigatif dan enak dibaca. Saya tidak tahu sampai kapan media pemerintah dan oposisi yang menyuguhkan bacaan yang enak dan perlu, mengutip moto majalah Tempo, akan lahir. Menunggu Godot? Wallahu a'lam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment