Sudah memasuki minggu ke-3 setelah pembentukan pengurus baru (di sana disebut ahli jawatan kuasa), surau kami mengalami sedikit perubahan. Zakri, sekretaris, lebih kerap mengumandangkan azan, sehingga tak hanya terdengar di waktu Maghrib, Isya dan Subuh. Meskipun belum banyak yang hadir, namun gagasan untuk memakmurkan surau kami menggembirakan jamaah. Apatah lagi, Departemen Agama setempat bersedia untuk menggelontorkan bantuan dana untuk pengembangan fisik telah memantik pengurus baru untuk mengancang melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan yang akan datang.
Ya, sejak tahuan 2003, kepengurusan surat flat kami mandek. Perlu 6 tahun untuk hidup kembali dan ternyata pengurus masih menyisakan saldo. Bendahara lama ditunjuk kembali untuk mengisi posisi pengurus keuangan. Saya sendiri bersedia hanya sebagai anggota biasa, karena satu-satunya warga asing yang turut menjadi bagian pengurus. Musyawarah pada waktu itu berjalan lancar dan masing-masing lebih mengedepankan pertimbangan kebersamaan. Meski sebelumnya saya mendengar salah seorang warga keberatan, namun pembentukan pengurus tetap berlangsung.
Saya juga mengusulkan untuk menghidupkan surau dengan penyelenggaraan pengajian al-Qur'an untuk anak-anak. Ternyata sesepuh surau itu menyambut baik dan akan membawa usulan ini pada musyawarah ke-dua, pada tanggal 24 Juni. Tentu dengan sosialisasi lebih awal, pengurus surau akan lebih siap untuk mendata anak-anak yang akan diminta turut serta dalam kegiatan ini. Diharapkan dengan aktivitas ini, surau itu tak lagi lengang di waktu sore dan anak-anak warga flat akan menemukan dunianya yang tak lagi melulu terbekap di rumah memelototi film kartun.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bahasa Jawa
Dengan belajar bahasa Jawa, Zumi merawat akarnya sebagai keturunan Kebumen. Sayangnya, ia masih enggan untuk menggunakan bahasa Jawa, meskip...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
-
Pikiran Rakyat , 11 Maret 2010 Oleh Ahmad Sahidah Polisi berhasil menembak mati teroris. Selayaknya, keberhasilan ini patut mendapatkan peng...
No comments:
Post a Comment