Mas itu sedang mengecat langit-langit emperan perpustakaan kampus. Ketika saya mengambil gambarnya, pekerja tangguh dari Jawa itu sengaja berpose. Lalu, saya bergegas sambil mengucapkan terima kasih dan dia menukas, terima kasih Pak. Saya tidak ingin mengganggu pekerjaannya, tetapi besok saya ingin menemuinya di sela rehat, mengapa dia bekerja tanpa alat pengaman. Betul-betul, pekerja tangguh, bukan pejantan tangguh, seperti lagu cengeng Ahmad Dani, punggawa Dewa itu.
Wednesday, July 29, 2009
Pekerja Tangguh
Mas itu sedang mengecat langit-langit emperan perpustakaan kampus. Ketika saya mengambil gambarnya, pekerja tangguh dari Jawa itu sengaja berpose. Lalu, saya bergegas sambil mengucapkan terima kasih dan dia menukas, terima kasih Pak. Saya tidak ingin mengganggu pekerjaannya, tetapi besok saya ingin menemuinya di sela rehat, mengapa dia bekerja tanpa alat pengaman. Betul-betul, pekerja tangguh, bukan pejantan tangguh, seperti lagu cengeng Ahmad Dani, punggawa Dewa itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Radio, Kopi, dan Ibn Khaldun
Ronald Reagen pernah mengutip Ibn Khaldun tentang pajak. Betapa ide penulis Muqaddimah mengalir hingga jauh. Menariknya, mantan presiden Ame...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
No comments:
Post a Comment