Saturday, August 29, 2009
Meraup Berkah Puasa
Hari kedua puasa, kami bersama keluarga Pak Cik, tetangga flat, mengunjungi pasar Ramadhan di Pasar Tun Sardon untuk membeli panganan dan lauk-pauk matang. Hanya sekian menit, kami pun sampai di pasar rakyat, sebelumnya setiap hari Rabu juga menjadi tempat pasar malam. Di tengah melihat begitu banyak pilihan, saya dan isteri mendekati lapak penjual ayam bakar. Tak hanya membeli, kami pun beramah tamah dengan penjualnya, dua orang perempuan asal Madura dan Lamongan. Keduanya telah lima tahun bekerja sebagai pembantu pada majikan Melayu.
Lalu, seusai mengelilingi pasar, kami pun beranjak pulang, menuju Bazaar Ramadhan depan kampus Asrama (lihat gambar di atas). Di sana, kami banyak berjumpa dengan mahasiswa asal Indonesia yang juga mencari menu berbuka. Malah, saya sempat ditawari kurma, yang kebetulan digelar oleh penjual dadakan, mahasiswa aktivis kampus. Karena di rumah masih ada, saya pun meminta diri dan berjanji untuk kembali. Tentu pasar dadakan ini menambah suasana sore itu hiruk pikuk jalan yang sebelumnya sepi. Beragam jualan ditawarkan, namun akhirnya setiap orang hanya akan memilih secukupnya.
Kami pun pulang ke rumah dengan perasaan lapang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment