Penghuni rumah susun Bukit Gambir itu hanya melangkahkan kaki ke lift, lalu beberapa langkah lagi mereka akan mengjangkau surau tempat kami bersembahyang. Karena liburan, banyak orang yang menunaikan jamaah salat Asar. Ali dengan setia mengumandangkan azan dan iqamah.Tak hanya itu, ia acapkali mengajak dua puterinya.
Di lift, saya berjumpa dengan Nabil, mahasiswa asal Yaman. Saya pun bertanya, hari ini tak pergi berlibur? Ia pun menukas, tidak. Malah, tambahnya, ia tak pergi ke mana-mana karena besok harus menempuh ujian akhir. Doakan, ya? Kira-kira begitu dengan kalimatnya, saya hanya tinggal berdoa sekarang. Mahasiswa master ini acapkali mengenakan baju gamis putih dan mengimami kami. Sebelum pindah ke lantai 13, ia pernah tinggal satu lantai dengan saya, tingkat delapan.
Kebetulan imam yang memimpin shalat adalah Musthapa, mahasiswa asal Palestina. Saya mengenalnya di lift. Asyik juga, saya mengenal banyak warga ketika mau pergi atau pulang dari surau. Sebelumnya, saya juga mengenal Michael, warga berkebangsaan Tionghoa, tapi di lift, melainkan di warung makan Thailand, tak jauh dari flat.
Sunday, June 13, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment