Sunday, July 11, 2010

Perpisahan

Peristiwa di atas masih kuat bersemayam di benak. Apakan tidak, Pak Moenir masih menjalin pertautan dengan teman-teman di facebook. Kado di atas menggambarkan betapa mantan orang nomor satu di Konsulat Jenderal RI Pulau Pinang ini dekat dengan siapa saja, terutama bawahannya. Jarak itu luntur, meski tetap tak kehilangan wibawa. Beliau juga tegas berkait dengan banyak isu dalam sebuah percakapan bersama kolega, termasuk dengan profesor saya dalam sebuah lawatan ke kantornya di Jalan Burma.

Tanpa segan, alumnus Universitas Diponegoro mendatangi meja tamu undangan untuk berbincang apa saja, termasuk isu berkait dengan kemaslahatan bersama. Dalam sambutan pelbagai acara, Bapak beristeri satu ini selalu menyuguhkan kabar ekonomi baru beserta angka-angka, sehingga uraiannya menjadi menarik. Sesuatu yang tak bisa dilupakan adalah humor yang acapkali menyelip di antara kata. Dengan bangga beliau menyodorkan kegiatan kebudayaan yang dihelat oleh perwakilan, termasuk penghargaannya terhadap Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Sains Malaysia dalam mengenalkan kekayaan kebudayaan Republik dalam berbagai kegiatan kampus.

Keberhasilan Konsulat memangkas alur birokrasi tentu patut diberikan perhatian, karena selama ini pelayanan publik pemerintah acapkali diidentikkan dengan red tape. Tanpa kehilangan suasana formal, beliau telah menjadikan 'kantor kami' itu bak rumah keluarga. Kalau Anda tak percaya, coba lihat di komentar status facebooknya yang berasal dari teman-teman kampus? Betapa kedekatan itu sangat terasa. Di sela menunggu penggantinya, kami berharap pejabat yang akan menempati posisi itu bertanya banyak pada Pak Moenir bagaimana mengurus warga.

No comments:

Syawalan Kesepuluh

Senarai keinginan ditunjukkan di X agar warga yang membaca bisa menanggapi. Maklum, buku ini tergolong baru di rak buku Periplus mal Galaxi....