Saya membeli edisi pertama koran mingguan ini di mal Komtar di sebuah kedai yang berdekatan dengan tempat penukaran uang (money changer). Sebagai terbitan perdana, ia menyuguhkan berita provokatif sehingga terpaksa harus berurusan dengan Kementerian Dalam Negeri. Sejatinya, ia membawa suara kritis penggagasnya, Ibrahim Ali, anggota parlemen bebas. Bagi saya, kedudukan bekas aktivis ini sangat unik. Tidak saja ia berhadapan dengan partai komponen Barisan Nasional, ia juga senantiasa bersuara keras terhadap oposisi.
Saturday, August 07, 2010
Perkasa
Saya membeli edisi pertama koran mingguan ini di mal Komtar di sebuah kedai yang berdekatan dengan tempat penukaran uang (money changer). Sebagai terbitan perdana, ia menyuguhkan berita provokatif sehingga terpaksa harus berurusan dengan Kementerian Dalam Negeri. Sejatinya, ia membawa suara kritis penggagasnya, Ibrahim Ali, anggota parlemen bebas. Bagi saya, kedudukan bekas aktivis ini sangat unik. Tidak saja ia berhadapan dengan partai komponen Barisan Nasional, ia juga senantiasa bersuara keras terhadap oposisi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kajian Kitab Tingkat Lanjut
Paling kiri adalah Pak Ainol Yaqin. Bersama Pak Moh Jasri Ahyak beliau menghidupi kajian kitab kuning bulanan, Lailiyyah Syahriyyah di Pondo...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
No comments:
Post a Comment