Saturday, December 17, 2011

(H)ujung Minggu

Untuk keempat kalinya, kami menikmati tasik atau danau buatan D'Aman, yang berada tak jauh dari rumah. Gambar di atas adalah pengalaman kedua kami menyusuri lorong berkonblok. Dengan membawa roti untuk dilempar ke danau, kami berharap ikan-ikan itu berlompatan. Kegirangan tiba-tiba membuncah melihat ikan itu saling berebut dan secara bergantian melahap remahan roti. Pada pengalaman pertama, kami pernah menaiki kendaraan yang sering digunakan di lapangan golf untuk mengelilingi danau bersama keluarga Pak Bunyan.

Nah, pakaian berwarna kulit jeruk itu adalah pakaian keselamatan untuk mereka yang menaiki kayak atau perahu berbentuk binatang angsa. Untuk dua yang terakhir ini, kami belum menikmatinya. Tentu, kami masih ingin merasakan berada di tengah-tengah air sambih mengayuh dayung. Berbeda dengan kunjungan kedua di atas, pada kali keempat, pengunjung yang datang sangat ramai. Ada yang berlari, bermain layangan, duduk-duduk di tepi danau, dan sebagian yang lain memenuhi kursi kantin yang menyediakan kudapan dan minuman ringan.

Bagaimanapun, ruang publik seperti di atas merupakan katup dari pelepasan rutinitas yang membosankan, baik di tempat kerja maupun di rumah. Diharapkan, setelah berekreasi mereka akan menemukan kesegaran dan kebugaran dan kembali pada pekerjaan masing-masing. Kami sendiri pun memetik peluh karena berlarian sambil menikmati segala macam rupa pemandangan. Bayangkan, kalau kami memeram diri di rumah, hanya tembok putih, suara musik dan program televisi mengisi hari, yang tentu saja tak baik bagi hati kami. Kita hanya perlu keluar dari rumah untuk mendapatkan perasaan segar-bugar.

No comments:

Syawal Keempatbelas

Kami memenuhi undangan tetangga untuk memperingati 100 hari kepergian Pak Muhammad Imam Wahyudi. Sebelumnya kami mendapat surat undangan unt...