*Gambar di atas diambil dari sebuah toko kelontong, tak jauh dari rumah.
Tuesday, January 10, 2012
Obat Kangen
Saya menunaikan shalat dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha, tahun ini (hijriyah) di Kedah, tepatnya Masjid Almuttaqin. Ketika orang ramai pulang kampung merayakan hari kemenangan, kami hanya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin melalui telepon genggam. Kangen itu diobati dengan ucapan permaafan di udara, meskipun kami tidak harus menggunakan u-Mobile untuk melangsaikan hutang pertemuan. Alat dan tujuan itu adalah dua hal yang berbeda, namun kadang kita tersasul, menukar tempat masing-masing satu sama lain. Tujuan itu adalah hubungan silaturahim antarkeluarga, alat itu boleh jadi berupa telepon mahal dan kartu sim ini dan itu. Kalau dengan telepon murah, kita bisa menyampaikan (ke)rinduan, mengapa kita harus menggunakan yang mahal? Karena kita berhelah, kita pun ingin tampak gagah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Puasa [8]
Seusai mengisi pengajian kitab Bidayatul Hidayah, sayaeluncur ke Paiton. Biyya dan Zumi memesan geprek dan Rocket 7. Saya heran mengapa dua ...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
-
Setelah kegiatan akademik dan rekreatif mahasiswa UNUJA berakhir di Menara Kembar Petronas, saya sendirian menuju Kinokuniya KLCC untuk meli...
No comments:
Post a Comment