Wednesday, January 04, 2012

Pengajian Membebaskan Manusia

Sebelum berangkat ke Pulau Pinang, saya menelepon Mas Hilal untuk memesan kamar penginapan milik Masjid Kampus USM. Lelaki asal Lombok ini pun dengan senang hati membantu agar kami sekeluarga bisa meluruskan kaki dan bermalam dengan lelap. Lalu, di akhir percakapan, saya memberitahu bahwa kami akan hadir dalam pengajian Sabtu pagi, PPI USM.

Setiba di kampus dalam taman, saya mengambil kunci kamar dan Mas Hilal sekaligus meminta saya untuk menyampaikan ceramah dalam pengajian tersebut. Saya pun mengangguk perlahan, meskipun tanpa harus menjadi penceramah, kami akan tetap hadir. Selain jarak tempatnya tak sampai sepeminuman teh (gaya bahasa Bastian Tito, sebagaimana diulas oleh Gus Mushthafa), kami menyukai pengajian ini karena ia adalah ruang pertemuan jiwa, raga dan senyuman.

Saya pun membicarakan topik Agama Membebaskan Manusia, dengan menekankan pada pemerhatian kekuatan umat, yaitu kuat secara fisik, ekonomi, dan politik. Yang terakhir, hakikatnya bukan dalam pengertian sempit, partai politik, tetapi kehendak untuk membuat politik di negeri Republik sehat walafiat. Kalau umat tak sakit-sakitan, mempunyai daya beli yang wajar dan tak tersandera oleh politikus jahat, maka kehidupan mereka tentu jauh lebih sejahtera.

No comments:

Nietzsche

Kak, could you draw this picture using paint colors? Saya mengirim pesan pada anak sulung. Ia suka melukis, baik menggunakan pensit warna at...