Thursday, May 03, 2012

Subuh



Di sela mengikuti kegiatan di luar kampus, program pemantapan kurikulum, saya menyempatkan diri bersembahyang di Masjid Politeknik Syed Sirajuddin, Arau Perlis. Masjid ini terletak di pinggir danau dan lapangan sepak bola, tak jauh dari tempat penginapan. Saya menyusuri jalan yang ditutupi  bumbung memanjang dari satu tempat ke tempat lain. Warna kaca jendela yang kekuningan dan kebiruaan menyerlahkan tempat ibadah ini. Sepertinya, malam yang gelap menyergap bangunan ini.

Selama tiga hari, saya menunaikan Subuh di sini bersama para mahasiswa. Mereka tampak bersemangat mengikuti shalat berjamaah dengan aneka ragam pakaian, seperti jubah, kaos klub sepakbola, sarung atau celana olahraga. Selepas sembahyang, sang imam memimpin membaca zikir dan doa, sebuah kebiasaan yang ditabukan di Negeri Perlis. Demikian pula, doa qunut dipanjatkan, meskipun amalan ini juga tidak ditunaikan di negeri yang bertetangga dengan Kedah.

Tak hanya Subuh, ketika Maghrib tiba, saya juga bergegas dan kadang sempat membaca koleksi bacaan di rak dekat pintu masjid. Secara tak sengaja, saya sempat menikmati buletin yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Perlis, yang berisi isu keagamaan termasuk soal-jawab terkait persoalan sehari-hari. Menariknya, salah satu edisi membahas musik, yang memasukkan lagu dangdut itu haram. 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...