Anak kecil ini sebagaimana kawan sebayanya akan memilih rak buku untuk anak-anak, yang banyak menyuguhkan gambar. Di benaknya, mungkin gambar itu menyimpan seribu kata. Sementara orang tua akan memilih rak lain yang berisi buku fiksi atau bukan fiksi. Toko buku menyediakan pilihan pada pengunjung. Mereka asyik dengan dunianya masing-masing. Meskipun berada di satu tempat yang sama, mereka bertenggang rasa, tak ada yang ribut atau menyoal kegemaran orang lain. Di sini, sebagaimana di perpustakaan, orang ramai tak bising, tetapi menekuri bacaan, menyemai pengetahuan. Orang yang mau belajar tidak menyukai kegaduhan.
Setelah penat membuka lembaran buku, si kecil pun beranjak ke tempat permainan. Di sana, ia berpindah dari satu tempat ke tempat aneka permainan. Ia pun meminta untuk diambilkan gitar. Mungkin televisi telah mengajar bagaimana seseorang menemukan keriangan dalam musik. Tak ada bedanya dengan orang dewasa, anak kecil tak hanya memerlukan bacaan, tetapi juga permainan. Kecerdasan tak melulu soal menghitung dan membaca tetapi memetik gitar juga dianggap sebagai tanda kepintaran, yang disebut kinestetik oleh Gardner. Namun, ia belum bisa menikmati dengan utuh. Semua dilakukan seraya sambil lalu dan rasa ingin tahu. Jalannya masih panjang.
Kita yang dewasa bertanggungjawab memberikan ruang bagi anak-anak agar mereka berkembang dengan wajar. Dengan membaca dan bermain, kita akan menjadikan masyarakat luas untuk berpikir agar tak fakir dan menikmati hidup supaya tak redup.
No comments:
Post a Comment