Tuesday, March 04, 2014

Gus Dur

Setiap individu mempunyai sikap yang tak sama terhadap Gus Dur, guru bangsa. Ia terkait dengan pengetahuan dan pengalaman dalam mendekati mantan ketua umum Nahdlatul Ulama ini.

Mengetahui boleh jadi hanya sebatas dari bacaan di media atau penglihatan di televisi. Sementara mengalami adalah memerhatikan dari dekat sosok GD dalam pelbagai peristiwa, seperti pengajian, ceramah politik dan seminar.

Begitu banyak tanda yang kita peroleh. Hanya saja, prasangka acapali mencegah kita untuk menjangkau makna. Ada begitu ramai orang berebut-rebut untuk dekat dengan Gus Dur, dulu, sekarang dan mungkin pada masa yang datang untuk kepentingan yang bermacam-macam. Meskipun demikian pengalaman sederhana yang bisa mengungkai kerumitan ini, yaitu menikmati Syiir Tanpa Waton yang didendangkan oleh kakek Parikesit ini. Di sini, saya sendiri rindu suara, rindu rupa. 

1 comment:

Ahmad Sahidah said...

Terima kasih Pak Dadang Lamongan. Saya mencari peruntungan yang lain saja.

A

Mainan

Mengapa anak perempuan bermain masak-masakan dan anak lelaki mobil-mobilan? Kata tanya mendorong mereka untuk berpikir. Pada gilirannya kita...