Setiap kali membeli makanan di Pakcik Lan, saya acapkali memerhatikan kopi ini. Saya memang tak memeriksa siapa pemiliknya, apatah lagi seberapa besar perusahaan ini. Hanya saja, apa kaitannya dengan pondok pesantren dan kyai (Tok Guru)? Boleh jadi, produk ini dihasilkan oleh institusi pendidikan tersebut.
Ia hadir di tengah dominasi kopi yang dimiliki oleh perusahaan multi-nasional, seperti Nestle. Meskipun tak pernah beriklan di media televisi atau surat kabar arus-utama, kopi Mahkota ini bisa bersaing dan memenuhi gelegak orang ramai untuk meneguk secawan kopi. Lalu, adakah ada perasaan yang berbeda pada peminumnya? Saya pun belum bertanya. Mungkin, mereka tak hanya mereguk aroma kopi, tapi juga merasa mendapat pahala.
Aha! Ternyata kopi ini tak hanya mengandung biji kopi, tetapi juga pelbagai jenis racikan lain, seperti sari kurma, za'faran, buah tin, delima, dan kismis, yang menambah pesona khasiat apabila meminumnya. Inilah waktunya kita mengurangi ketergantungan pada kopi yang dibuat oleh perusahaan besar agar uang tidak menumpuk pada segelintir orang.
Ia hadir di tengah dominasi kopi yang dimiliki oleh perusahaan multi-nasional, seperti Nestle. Meskipun tak pernah beriklan di media televisi atau surat kabar arus-utama, kopi Mahkota ini bisa bersaing dan memenuhi gelegak orang ramai untuk meneguk secawan kopi. Lalu, adakah ada perasaan yang berbeda pada peminumnya? Saya pun belum bertanya. Mungkin, mereka tak hanya mereguk aroma kopi, tapi juga merasa mendapat pahala.
Aha! Ternyata kopi ini tak hanya mengandung biji kopi, tetapi juga pelbagai jenis racikan lain, seperti sari kurma, za'faran, buah tin, delima, dan kismis, yang menambah pesona khasiat apabila meminumnya. Inilah waktunya kita mengurangi ketergantungan pada kopi yang dibuat oleh perusahaan besar agar uang tidak menumpuk pada segelintir orang.
No comments:
Post a Comment