Thursday, December 28, 2017

Pasar Changlun


Kami berdua berbelanja ke pasar Changlun.

Kita boleh berdebat tentang sistem eknomi yg terbaik, tapi jika meluangkan waktku membeli keperluan sehari-hari di sini, kita telah bersepakat dalam satu hal: sosialisme itu mungkin.

Status ini dimuat dalam Facebook saya. Sejatinya, kegiatan seperti di atas dilakukan oleh banyak orang. Saya sering melihat lelaki Arab, Asia Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang belajar di UUM juga berbelanja di sini. Terutama, pada hari Rabu, pasar malam yang digelar menjadi magnet bagi orang ramai, termasuk mahasiswa dan warga lokal.

Berbeda dengan pasaraya yang tak jauh dari pasar tersebut, kami membeli kebutuhan dari banyak penjual. Ketika pasar tidak dikuasai oleh segelintir ornang, maka perdebatan tentang kapitalisme dan sosialisme melihat melihat adakah kue ekonomi dan bisa dinikmati oleh sebanyak mungkin orang? Jika tidak, siapa yang akan akan membeli barang yang diproduksi secara massal dan berteknologi tinggi itu?

No comments:

Puasa [18]

Menelusuri IG, saya sering bersirobok dengan lagu-lagu Timur Tengah. Karena sering klik untuk menikmatinya, saya pun bertanya, mengapa saya ...