Sunday, March 04, 2018

Kenduri Kahwin

Biyya tampak riang. Ia membayangkan hadiah yang akan didapat ketika beranjak dari memenuhi undangan pesta perkawinan. Beruntung, saya membaca pesan di grup WhatsApp kampus, yang mengingatkan hari kenduri kahwin anak teman di fakultas.

Sesampai di sana, kami duduk tak jauh dari pelaminan. Kemudian, ada sepasang suami isteri yang mengambil tempat. Tak perlu waktu lama, kamipun berbual panjang lebar. Setelah keluar dari tenda, isteri saya bertukar nomor telepon dengan Cikgu Suri, istri Encik Zaini yang tinggal di Kampung Gajah Putih.

Keramaian seperti ini selalu mendatangkan pengalaman untuk melihat gambar kehidupan. Silaturahim adalah cara kita menjalaniny agar lahir sifat rahim, kasih sayang di antara sesama. Sayang, kami tak sempat berfoto bersama dengan pengantin sebab Zumi tak sabar ingin segera pergi ke pasaraya untuk membeli mainan. 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...