Dulu, pada 1992 kami tinggal satu kamar kos di Jogja dan satu kelas di jurusan Aqidah Filsafat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga (Sekarang UIN). Di bulan Maret 2021 baru tahu kami berasal dari Kakek Besar Mohammad Rowi. A Faridl Ma'ruf berada di urutan ke-7, manakala saya ke-8.
Terima kasih, Paman. Di sini, kami juga bersua dengan Mas Jun, Mas Ramzi, dan Mas Mamang. Sebelumnya kami disuguhi sate ikan Marlin oleh tuan rumah. Cerita pun mengalir ke sana ke mari. Tentu, isu pendidikan mendapatkan tempat karena kami sedang menimbang sekolah untuk anak-anak. Sementara, anak dari Mas Ramzi, lulusan SMA Nurul Jadid, Paiton, sedang menempuh S1 di Universitas Sanghai. Anak lelaki Mas Jun yang juga bersoleh di NJ sedang bersiap melanjutkan ke perguruan tinggi.
Setelah gambar in diunggah ke Facebook, banyak teman kami di IAIN reuni di ruang komentar, seperti Gus Hakim, Mas Arow, Mas Ahmala, dan Kang Tajib. Tak hanya itu, ada kawan yang ternyata adalah keturunan kelima dari Bhuju' Rowi, sehingga saya memanggilnya embah (baca: Kakek dalam bahasa Madura). Media sosial betapapun maya, ia sesungguhnya perantara untuk mengenal asal-usul, sejarah diaspora, dan kejadian nyata.
1 comment:
wah, momen dramatis ini
Post a Comment