Dulu, saya suka menikmati maduwongso buatan bibi Atun di hari lebaran. Jajanan ini dijual di pusat oleh-oleh Airlangga, sebelah Krisna, Bali.
Di pintu keluar toko, ada kotak amal. Musala juga disediakan yang terletak tidak jauh dari pusat kuliner. Aneka makanan, seperti sate maranggi dan soto disediakan.
Pada malam kedua, saya makan cap cay di warung pinggir jalan Ungasan yang menggunakan Banjar SuKa Duka (Balai) sebagai tempat lesehan. Pemiliknya orang Banyuwangi. Lagu pop diputar. Ariel, Samson, dan sejenisnya menemani makan malam saya dan Mas Ajib, lulusan IAINJ 2015.
Betapa Bali sangat memesona. Justru, tatkala saya mendengar selawat Al Khushari dari masjid Jembrana, menjelang zuhur ada getaran yang kebih kuat. Di sana, saya bertanya pada Sukma, pemuda lokal, apa Balai Suka Duka itu? Di pelabuhan, kami sempat ngobrol dgn Bli I Gusti yang hangat dan ramah. Pie susu yang dibeli di tokonya sangat enak.
Bali adalah contoh teladan dari budi pekerti luhur warga tanah air. Ke sini, kami akan kembali untuk mengulik lebih jauh pandangan hidup masyarakat Pulau Dewata.
No comments:
Post a Comment