Thursday, February 10, 2022
Buku Syarahan
Mengapa kita perlu buku syarahan? Sebab buku babon pengarang menciptakan jurang yang dalam. Tatkala membaca Truth and Method, saya sering mengernyitkan dahi. Tentu, diskusi dengan Kamdani sebagai editor pada waktu itu, ada ruang yang terisi.Kini, jarak itu makin dekat, meskipun distansiasi dan apropriasi dalam heremeneutik otomatis bekerja. Georgia Warnke memudahkan kita untuk memahami Gadamer lebih riang. Menariknya, buku yang saya pegang ini telah didapatkan oleh dua orang pertama, satu dari Sumenep, dan yang lain dari Ma'had Aly Nurul Jadid.
"Jauh sebelum kita memahami diri kita sendiri di dalam refleksi yang berlaku surut, kita memahami kita dengan cara yang terbukti dengan sendirinya di dalam keluarga, masyarakat dan negara" (hlm. 165). Pendek kata, kita telah mewarisi tradisi, sebagai sejarah efektif, untuk memahami kedudukan diri dan orang lain.
Kita acapkali terperangkap pada pemahaman diri tanpa menimbang liyan yang justru menjadikan tafsir produktif. Toh, akhirnya kita akan mengulik apa yang dipersoalkan (die sache), sehingga Gadamer sendiri menolak eropasentrisme tatkala membicarakan kebenaran.
Saya pikir batas-batas yang seringkali membelenggu kini telah diretas oleh kesadaran bahwa kita sering menemukan klaim kebenaran, yang setelah diperiksa isinya gerowong.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Buku Teks
Barusan kami mengambil buku pelajaran Zumi. Ia dan kawan-kawan membelinya dari sekolah. Tadi, kami bertemu dengan banyak orang tua yang jug...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
No comments:
Post a Comment