Saturday, April 30, 2022

Pulang Ke Akar

Andai kita pohon, akar itu adalah tempat kita lahir, membesar dan menerima pelajaran  awal tentang kehidupan. Lalu, sebuah kekuasaan memberikan aturan bahwa mereka harus memiliki selembar akte untuk memastikan identitasnya. 

Jadi, apa sebenarnya akar itu? Bagaimana dengan Biyya dan Zumi yang lahir di Pulau PInang dan Kedah? Apakah keduanya harus mudik ke Semenanjung? Apalagi ari-ari kedukanya ditanam di asrama Universitas Sains Malaysia dan perumahan Universitas Utara Malaysia. 

Betapa pun ada batas, sejatinya ia mudah retak, karena banyak "akar" yang menempel pada kehidupan kita. Kami menamainya dengan bahasa Arab dan belajar alif ba ta untuk memantapkan keyakinannya. Tetapi, keduanya bersekolah awal di lembaga yang inklusif. Betapa hal universal dan partikular saling bersahutan dalam menjawab pertanyaan siapakah keduanya? Namun, dengan turut merayakan mudik ke kampung halaman ayahnya, keduanya menyadari bahwa ada ikatan yang menyebabkan dua bersaudara ini menemukan makna tentang dirinya sebagai bagian dari kesepakatan. 

 

No comments:

Syawal Duapuluhdelapan

Rhoma pernah bilang bahwa Gus Dur adalah temannya. Meskipun demikian, keduanya pernah berselisih paham soal Inul. Saya pun pernah menulis op...