Dengan menempelkan di pintunya, ia sebenarnya merayu kami untuk menonton film. Saya pun mengatakan bahwa nanti jika film ini diputar di gedung bioskop kita bisa menontonnya.
Selain itu, ia hanya bisa menempel gambar di pintu kamarnya sebagai perjanjian bahwa setiap orang bisa melakukan sesuatu sesuai dengan kesepakatan. Ya, hidup ini tertanggungkan bila setiap orang berkompromi, bukan? Apa pun, di tengah keinginannya untuk menikmati hiburan, hal yang membuat saya senang tatkala blog ini ditulis, ia sedang bermain dengan teman-temannya di jalan depan rumah. Ternyata, tumpukan pasir di rumah sebelah menjadi tempat Zumi, Akmal, dan Kiki untuk mengaduk-aduk sesuai dengan imajinasinya.
No comments:
Post a Comment