Lalu, apa makna kehadiran dua tokoh Kiri itu di Paiton, Probolinggo? Saya melihat gambar Che juga ditempel di dinding bambu warung kopi tidak jauh dari kampus. Saya pernah hadir di sini untuk menemani mahasiswa berdiskusi pemikiran Jean Paul Sastre.
Apa pun, tokoh-tokoh itu hidup pada zaman dan tempat yang berbeda. Semangatnya mungkin perlu ditimbang, tetapi cara dan strategi jelas tidak sama untuk membebaskan warga dari belenggu. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa tatkala nasi jagung bungkus naik dari Rp 5000 ke Rp 6000 dan bakpao dari Rp 2000 ke Rp 2500?
No comments:
Post a Comment