Saya mengajak Zumi dan sepupunya Fatih untuk salat. Alamak! Keduanya mau. Maklum, sejak pukul dua pagi dini hari keduanya baru bertemu setelah tiga tahun lebih tidak bersua. Kami hanya bersapa melalui telepon video Whatsapp. Hingga pukul 11 siang lebih keduanya masih bermain, dari berlarian dan menonton Youtube.
Setidaknya, keduanya belajar untuk duduk tepekur. Dari sini, Z dan F bisa menabung untuk berusaha menikmati hidup dengan diam. Sembahyang adalah komunikasi dalam kesunyian, sebenarnya. Namun, kebersamaan dalam salat menunjukkan masing-masing menjalani kekhusyukan sendiri tetapi peduli.
Ya, anak-anak juga menjalin hubungan kemanusiaan bermula dari keluarga. Dari sini, nilai-nilai penghargaan dan penghormatan dipupuk. Semisalnya, tatkala Zumi memanggil si adik, Fatih menjawab dengan bahasa halus, ndalem. Etika Jawa merembesi keduanya dalam menatap masa depan.
No comments:
Post a Comment