Friday, June 10, 2022

Kaus Sego Kucing

Dengan disetrika, kaus ini tidak lagi kusut. Dengan membuatnya licin, sejatinya saya ingin mengenang pakaian yang dibeli di Malioboro di sela-sela kegiatan UUM Kedah-UNY Yogyakarta pada tahun 2017. Encik Zailani Mohd Yusuf juga membeli beberapa potong pada waktu itu. 

Saya pun bisa merasakan jejak selera tatkala menikmati ceker bakar dan teh susu panas di warung makan Sego Kucing di depan kos dulu bersama-sama teman. Pada saat bersamaan, saya juga mengingat kaus lain, seperti Langkawi yang dihadiahkan oleh Mas Zulheri Rani, kawan USM dari Padang atau kaus yang dibeli dari kegiatan amal untuk membantu organisasi yang peduli kanker. 

Kaus bertulis Surabaya yang masih awet hingga kini mengingatkan pada terminal tempat saya membelinya. Zumi sering mengejanya dan menyukainya karena ada gambar ikan dan buaya. Anda juga punya kaus yang bercerita sebuah pengalaman tertentu, bukan?

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...