Friday, August 26, 2022

Lulusan Akidah Filsafat

1. Mas Ainur Rahim membuat status di Facebook tentang jurusan AF yang ternyata tidak ada Kementerian yang mau mempekerjakan lulusannya. Itu pun, saya tak kapok untuk terus menyelesaikan belajar pengetahuan asal Yunani hingga jenjang akhir di Universitas Sains Malaysia.
2. Saya pernah menuliskan ingatan menekuni Akidah Filsafat di S1 IAIN (Sekarang UIN) Sunan Kalijaga. Sila simak di sini: https://alif.id/.../kenangan-mahasiswa-madura-belajar.../.
3. Kini, saya sedang memikirkan untuk menulis kelanjutan mendaras "philosophia" di jenjang master UIN dan doktoral di USM, Pulau Pinang. Ibn Arabi, Bellah, dan Izutsu mendapat cahaya dari filsafat.
4. Alhamdulillah, saya mengajar Filsafat dan Etika selama 8 tahun di UUM dan hingga kini mengampu filsafat ilmu, filsafat ilmu manajemen, filsafat pendidikan Islam di Universitas Nurul Jadid. Malah semantik dan ma'anil Qur'an sangat erat dengan falsafah.
5. Selanjutnya, saya memiliki kolom Falsafah Harian di koran https://kabarmadura.id, yang pada nomor keempat nanti saya akan mengulas kebosanan. Dengan mengacu pada Edward de Bono dan Lars Fredrik Händler Svendsen, kejemuan itu adalah kata dan fenomena baru. Orang primitif tidak mengenal lema ini.
6. Karena filsafat memang diajar bukan membuat roti, tetapi mengapa orang makan roti, tidak singkong, atau mengapa harus gandum, padahal sorgum bisa dimanfaatkan, itu adalah refleksi etis lebih jauh mengapa seseorang harus melakukan ini dan tidak itu.
7. Lalu, mengapa banyak mahasiswa jurusan lain ingin belajar filsafat? Setiap orang akan merindukan ibu pengetahuan. Lalu, tatkala mereka bertanya, buku apa yang harus diulik untuk tahap awal? "Philosophy for Dummies" oleh Cohen.

Keterangan: gambar adalah hiasan belaka.

 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...