Wednesday, August 24, 2022

Sebelum Cahaya

Apa yang akan terjadi setelah manusia memenuhi kebutuhan dan meraih kebahagiaan? Kematian. Tidak ada yang lebih pasti dari perjalanan manusia selain berakhirnya napas untuk menuju ke alam keabadian. Berita lelayu, bahasa Jawa, selalu mendatangkan sayu. Lagu Rhoma Irama berjudul Sebujur Bangkai melukiskan dengan puitis tentang hilangnya nyawa dari badan. Tiba-tiba, seorang manusia tidak lebih dari seonggok daging. Semua yang menempel padi dirinya, seperti pangkat, kedudukan, dan jabatan, lucut tanpa ampun.

Bagi saya, syiir (syair) kematian Kiai Aminullah Murad sangat menggetarkan. Baris-baris kata dalam bahasa Madura untuk pertama kali didengar tatkala bermain di sawah dulu di waktu kecil. Sayup-sayup kala itu, syiir ini diputar oleh warga yang saya tidak tahu siapakah gerangan. Sekarang, syiir ini bisa dinikmati di kanal Youtube dengan klip video suasana pemandian jenazah, pemanduan, dan penguburan seorang jenazah. Drama kematian ini begitu mencekam.  

Dalam agama, kematian dianggap sebagai wewenang Tuhan. Tidak ada kekuatan apa pun yang bisa menghalangi kehendak mutlak dari penguasa kehidupan ini. Namun demikian, ini bukan akhir perjalanan dari seorang manusia, tetapi jeda untuk menempuh keabadian. Ia akan memasuki alam akhirat, yang di sini akan menerima balasan dari apa yang dilakukan di dunia. Bagi Immanuel Kant, kehidupan akhirat adalah alasan bagi rasionalitas dari etika, yakni setiap perbuatan baik akan berbuah balasan. 

(Sumber: Koran Kabar Madura, 24 Agustus 2022). 

 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...