Mengapa perenungan berada di kedudukan tertinggi dalam keberadaan manusia? Ini terkait dengan padangan Aristoteles.
Tetapi, khalayak berpikir bagaimana memenuhi kenikmatan. Kaum bijak pandai akan memastikan agar orang ramai makan, berteduh, dan berhibur. Kaum agamawan seeloknya menjadikan mimbar sbg tempat menyanpaikan kisah kegembiraan. Kaum filsuf bersedia menggeser diksi agar mudah dimengerti.
Setelah mati, setiap individu akan ditinggalkan, bahkan oleh orang paking dekat. Kalaupun diingat, itu dilakukan untuk penggalangan dukungan politik. Kehidupan riuh rendah terkait politik identitas dalam sejatinya terkait dengan kepala yang kosong dan berisi buku. Kita hanya perlu mendorong orang untuk membaca agar bisa mencerna.
No comments:
Post a Comment