Saya senang mengikuti sosialisasi 4 pilar MPR RI di kampus. Biasanya eksistensialis difoto dari belakang. Tetapi, tradionalis eksistensialis menghadapi kamera, meskipun demikian ada yang tersisa di benak sulit ditangkap karena ia selalu berada di situ tanpa kekuatan apa pun bisa menyentuh.
Bagi santri, pemilaran itu sudah selesai. Tetapi, nilai-nilai yang ada di dalamnya, seperti keadilan distributif, perlu disoal. Kalau ada petinggi menguasai ratusan ribu hektar lahan di Kalimantan dan Sumatera karena kedudukannya, maka dalam Rawlsian situasi ini lancung.
Dengan kata lain, sosialisasi itu tidak lebih daripada apa yang telah diajarkan sekolah-sekolah. Malah, sejak SD, saya telah menghapal butir-butir Pancasila, PSPB, PMP, dan mengikuti upacara setiap Senin. Secara otomatis, bunyi dari UUD 1945, lagu Garuda Pancasila, dan nyanyian perjuangan yang lain sudah melekat dengan kuat. Apa yang belum kukuh adalah pelaksanaan dari isi. Ini perlu bukti.
No comments:
Post a Comment