Saturday, October 22, 2022

Hari Santri Nasional


 Kemarin, anak saya merayakan Hari Santri Nasional di SMP Bhakti Pertiwi, Paiton. Itu pertanda bahwa kini orang-orang menyambut perayaan HSN dari banyak lapisan.

Hari ini, kami akan merayakannya di Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama seluruh warga pondok dan masyarakat. Apapun harinya, keseharian kami adalah bersembahyang subuh berjamaah, mengaji, dan melakukan aktivitas pengetahuan dan sosial.
Kami tidak lebih saleh daripada umat yang lain. Tetapi, bila ada santri yang menemani kaum tani di Banyuwangi yang tanahnya diserobot oleh sebuah PT, maka ini juga bagian dari nilai kesantrian. Bila ada santri yang belajar Marxisme melalui IndoProgress hari ini, itu juga bagian dari ghirah pelajar pondok untuk tahu isi kepala penulis Das Kapital. Pendek kata, santri itu terbuka bagi pikiran liyan dan bergiat untuk memberikan pelayanan.
Tentu, santri itu juga aktif secara politik. Bila berlindung di bawah Ka'bah, saya pikir itu bukan politik identitas sempit, tetapi jati diri itu memiliki pondasi. Secara etis, di sini ada norma kemanusiaan karena ia menjadi bagian dari titik menuju Tuhan sebagaimana titik-titik lain di muka bumi ini.
Khalas.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...