Tuesday, March 21, 2023

Keberlimpahan

Kemarin warga dunia merayakan Hari Kebahagiaan. Kita tahu negara yang menduduki 5 besar dan variabelnya. Bhutan keluar dari jebakan itu. Apakah keberlimpahan sebangun dgn kegembiraan?

Apa kita bisa membuat ukuran sendiri? Dari sini, kita menguji hegemoni. Dalam surat an-Nahl 97, kehidupan yang baik (hayatan tayyibatan) dikaitkan dengan iman dan amal saleh. Hanya kita perlu menafsirkan ulang kepercayaan dan kebaikan dalam konteks yang lebih luas. 

Dengan demikian, di tengah penglihatan orang luar terhadap bagaimana kesentosaan dibangun, kita juga membuat dasar dari ketentraman yang hendak kita bina. Tanpa ini, kita menjalani hidup di atas pikiran liyan. 
 

Saturday, March 18, 2023

Pendidikan Anak

Sebelum salat subuh berjemaah bermula, saya membuka buku ini. Di dalamnya, ada empat sifat yang perlu diwaspadai pada diri anak, yakni berbohong, mencuri, memaki, dan hedonisme.
Masjid Bander Seri Putera, Bangi Selangor, ini menyediakan banyak bacaan. Dengan berpijak pada tujuan perutusan nabi, budi pekerti menempati tempat utama.
Dengan membawa anak-anak ke masjid, kita semua hendak membiasakan kebiasaan baik. Manakala sembahyang adalah jalan setiap individu untuk bertemu Tuhan.

 

Friday, March 17, 2023

Derrida dan Kita


 Buku ini akan dibahas bersama mahasiswa Pondok Mahasiswa Nurul Jadid besok pagi di musala. Saya mendarasnya untuk kesekian kalinya dengan menikmati coklat buatan Ust Ashraffi, pengasuh pondok Pondok Motivasi HamlatulQuran Tanjungkarang Selangor.  

Derrida ingin keluar dari agama dogmatik, namun ia tetap berdoa. Tetapi, seperti Kierkegaard, ia tak memohon pada Tuhan seperti orang awam. 

Masalahnya, pembaca karya seperti ini akan hidup bersama orang kebanyakan. Saya khawatir mereka yang hidup dengan pikirannya akan terasing dalam kesehariannya.

Friday, March 10, 2023

Nisfu Sya'ban

Berkah. Sajadah dan tasbih digital ini merupakan oleh-oleh umrah tetangga. Sehari sebelumnya, pihak masjid mengumumkan bahwa takmir akan mengadakan bacaan Yasin tiga kali di malam mulia ini.
Betapa banyak orang dewasa, remaja, dan anak-anak berjemaah. Setelah itu, orang tua mengambil tempat di dalam masjid, belia di teras, dan kanak-kanak mencari tempat untuk bercengkerama. Masing-masing berkhidmat sesuai dengan pilihannya.
Dulu, tatkala masih kecil, kami juga melakukan hal serupa. Kini, anak-anak itu juga menunjukkan keriangan yang sama. Sesuai mendaras, mereka mendapatkan kuih. Setiap orang akan mendapatkan bagiannya. Bagaimana dengan orang-tua? Mereka meraup berkahnya sesuai dengan apa yang dirasakan malam itu.

 

Sunday, March 05, 2023

Girl in Pieces

Karena ini buku Biyya, saya menyelipkan lagu Billie Ellish. Saya membelinya di terminal bersamaan dengan majalah Tempo

Perlahan tetapi pasti, karya asing akan dicerna dalam alam pikiran individu bersangkutan. Setidaknya, bahan yang dibaca adalah potret tentang orang lain yang acapkali menjadi cermin. 

Akhirnya, individu ini akan tumbuh besar di rumahnya yang asli. Kebetulan saja ia melalui fase berliku karena media kita diserbu oleh selera yang dianggap lebih kesohor. 

Atau, identitas tak lagi bisa dibekuk oleh tanda-tanda lokal, padahal jati diri manusia adalah tumpukan dari kode-kode semesta. Apa pun, dalam satori Zen, huruf-huruf itu dihapus untuk meraih hakikat. Nikmat.

 

Tomia Wakatobi, Wah?!

Semalam buku ini diluncurkan di Wisma Dosen Universitas Nurul Jadid. Haliana SE, Bupati Wakatobi, hadir. Nama kabupatem yang diambil 4 pulau besar ini menegaskan kebedaan dalam kesatuan.

Mahasiswa yang menunaikan KKN UNUJA mengisahkan pengalaman baru yang membuka mata hati dan pikiran pembaca tentang pesona yang tertutup oleh sihir serba luar, padahal di dalam, ada daerah yang merupakan tempat menyelam terbaik dunia.

Tentu dengan membuka ini, mahasiswa hendak melestarikannya agar alam Wakatobi tidak dieksploitasi atas nama kemajuan. Alam itu sendiri cukup. Betapa catatan "etnografis" ini magis
 

Saturday, March 04, 2023

Singgah

Dalam perjalanan pulang dari Surabaya ke Paiton, saya dan Thohiruddin singgah di masjid Pasuruan ini untuk menunaikan sembahyang. Di tengah malam, banyak orang yang tampak duduk, bercengkerama, atau menikmati makanan di warung di depan masjid. 

Seusai salat, saya mereguk kopi untuk membikin mata menyala agar bisa meneruskan perjalanan. Di sela-sela menikmati minuman, saya mengajak seorang remaja yang makan bakso bercakap-cakap. Ia adalah lulusan SMK yang bekerja di sebuah pabrik farmasi di Sidoarjo. 

Lelaki lulusan sekolah kejuruan Winongo tersebut berkisah tentang pengalaman sebelumnya di pabrik es krim. Di masa pandemi, ia sempat menganggur. Pekerjaan apa pun saya lakukan untuk menjalani kehidupan, tukasnya dengan mantap. Ia betul-betul profil lulusan SMK yang siap bekerja. 

Di banyak sudut, saya melihat penjual jagung dengan motornya yang diparkir di dekat pintu halaman. Seorang pria yang tidur di emperan masjid dengan lelap. Setiap individu membawa dirinya. Kita menebak mereka telah memilih untuk terus mengisi waktu agar bisa menunaikan kewajiban dan keriangan. 

Thursday, March 02, 2023

Kebahasaan


 Dunia kita adalah sedalam bahasa yang kita pahami. Sila simak di sini: https://kabarmadura.id/kebahasaan/. Tentu, pembaca akan memandang cetusan ini dari banyak sudut sehingga pembacaan akan melahirkan penafsiran yang beranekaragam. Pasti, ada titik temu dan pisah. Berkah!
Mengapa saya mengikuti pengajian kitab kuning di musala pondok di pagi hari? Mengasah bahasa adalan menajamkan pikiran melihat hidup. Apa yang ada di benak kita dari kutipan dari kitab Mau'izhah al-Mu'minin ini: فعافية القلب اعلى من عافية البدن ?
Miskin harta tetapi kaya hati mungkin lirik dangdut yang kita pernah dengar bahwa mind over body. Tetapi, jiwa ada dalam raga. Tubuh mesti kuat untuk menyangganya. Kadang bahasa itu menghibur

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...