Dalam perjalanan pulang dari Surabaya ke Paiton, saya dan Thohiruddin singgah di masjid Pasuruan ini untuk menunaikan sembahyang. Di tengah malam, banyak orang yang tampak duduk, bercengkerama, atau menikmati makanan di warung di depan masjid.
Seusai salat, saya mereguk kopi untuk membikin mata menyala agar bisa meneruskan perjalanan. Di sela-sela menikmati minuman, saya mengajak seorang remaja yang makan bakso bercakap-cakap. Ia adalah lulusan SMK yang bekerja di sebuah pabrik farmasi di Sidoarjo.
Lelaki lulusan sekolah kejuruan Winongo tersebut berkisah tentang pengalaman sebelumnya di pabrik es krim. Di masa pandemi, ia sempat menganggur. Pekerjaan apa pun saya lakukan untuk menjalani kehidupan, tukasnya dengan mantap. Ia betul-betul profil lulusan SMK yang siap bekerja.
Di banyak sudut, saya melihat penjual jagung dengan motornya yang diparkir di dekat pintu halaman. Seorang pria yang tidur di emperan masjid dengan lelap. Setiap individu membawa dirinya. Kita menebak mereka telah memilih untuk terus mengisi waktu agar bisa menunaikan kewajiban dan keriangan.