Sebelum magrib, kami bereempat bermain bulutangkis di halaman. Sebelumnya tiga sekawan ini menonton Pak Haris yang sedang memancing di selokan.
Pas selawat dikumandangkan dari masjid Baitissalam, kami berhenti dan mandi lalu pergi ke musala.
Jemaah itu ibadah dan tarbiyah (pendidikan). Hal terakhir ini mengajar anak-anak untuk berhenti sejenak dari permainan. Mereka belajar diam untuk memasuki fase kontemplasi. Setidaknya, mereka telah memulai sejak dini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Radio, Kopi, dan Ibn Khaldun
Ronald Reagen pernah mengutip Ibn Khaldun tentang pajak. Betapa ide penulis Muqaddimah mengalir hingga jauh. Menariknya, mantan presiden Ame...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Rindu itu adalah perasaan akan sesuatu yang tidak ada di depan mata kita. Demikian pula, buku itu adalah jejeran huruf-huruf yang menerakan ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
No comments:
Post a Comment