Saturday, August 05, 2023

Warung Padang

Seusai salat Jum'at, kami pergi ke warung Padang Paiton. Biasanya kami hanya membeli lauk-pauk dan kuah-sayur. Sambal hijaunya memantik selera. Mengingat Biyya dan Zumi masih di sekolah, kami makan siang di sini. 

Segelas es mengusir haus di tengah terik matahari membakar bumi. Warung ini terletak di dekat pasar Paiton, yang berjejer dengan Geprek Sa'i dan JNT. Sementara, warung Bakso Solo berdiri di seberang jalan. 

Tak jauh dari kursi kami, beberapa pekerja PLTU bercakap-cakap dalam bahasa Jawa. Paiton adalah titik temu dari banyak bahasa dan budaya. Dalam acara perkawinan, busana, musik, dan makanan merupakan kepanjangan dari banyak rujukan. Harmoni itu adalah pertemuan perbedaan. 

 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...