Saya menyampaikan berita pada Mas Kiai Faizi bahwa bus Hino karoseri Adi Putro memang mantap. Kecepatan rata-rata 120/KM Sanjaya Putra membuat kami melayang riang tanpa guncangan.
Penat raib akibat lagu Dawai Asmara mengalun tanpa ampun. Setelah melalui perjalanan panjang, kami akhirnya kembali dari KL dan menggunakan bus di atas untuk pulang ke Paiton.
Namun, karena penumpangnya banyak, kami juga berbagi lagu. Sebagian mahasiswa minta lagu Shabian. Kondektur dengan sigap mengganti album. Sementara, saya merasa hadir utuh dengan selawat tarhim Al-Khushary karena ia menjadi penanda jelang magrib di kampung halaman.
No comments:
Post a Comment